Liputan6.com, Jakarta: Direktur Insitute Global Justice
(IGJ) Salamuddin Daeng mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia
digerakkan oleh sumber yang berbahaya. Satu sisi ekonomi tumbuh, di sisi
lain kesejahteraan merosot.
Menurut Daeng ada empat sumber
pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dianggap membahayakan perekonomian.
Pertama, ekomoni Indonesia digerakkan oleh utang luar negeri yang kini
terus bertambah.
"Pada Februari 2012, utang luar negeri swasta
mencapai US$ 109,1 miliar atau setara Rp 10.322 triliun. Sementara utang
luar negeri pemerintah dan otoritas moneter US$ 118,6 miliar atau
setara Rp 11.220 triliun. Sedangkan utang yang bersumber dari Surat
Utang Negara (SUN) mencapai Rp 707,4 triliun," ujar Salamuddin di
Jakarta, Senin (18/6).
Secara akumulasi utang Indonesia, kata
Daeng, mencapai Rp 2.870 triliun atau 45 persen PDB, dengan utang
pemerintah sekitar 30 persen PDB. Sementara utang luar negeri bertambah
setiap tahun dari sumber bilateral maupun multilateral.
"Utang
selanjutnya menjadi sumber pendapatan utama pemerintah dan selanjutnya
menjadi faktor pendorong pertumbuhan ekonomi," ujarnya.
Sumber
kedua, Salamuddin menambahkan, pertumbuhan ekonomi didorong peningkatan
nilai konsumsi masyarakat. Peningkatan nilai konsumsi tersebut bersumber
dari naiknya harga atau biaya pendidikan, rumah sakit, transportasi,
sandang dan bahan pangan.
Ketiga, pertumbuhan ekonomi didorong
investasi luar negeri yang mendorong penguasaan sumber sumber daya alam,
keuangan, perbankan, dan modal asing. "Sebagai contoh rencana penjualan
Danamon ke Singapura dapat menjadi faktor terbesar pertumbuhan ekonomi
tahun ini," imbuhnya
Yang keempat, lanjut Salamuddin, pertumbuhan
ekonomi didorong ekspor bahan mentah seperti eskpor hasil tambang,
mineral, migas, hasil perkebunan, dan hutan. "Pemerintah gagal membangun
industri, infrastruktur, yang menopang industri dan sumber energi yang
memadai," jelasnya.
sumber : www.liputan6.com
No comments:
Post a Comment